Anelo = Aneh Lo (Satire para Pembaca Quran)

Anelo, seorang karyawan, disuruh mengambilkan beberapa barang. Lantaran ruangan gudang sangat gelap,dia dibekali satu unit lampu senter. Bergegas dia masuk ke dalam gudang. Tak lama kemudian dia mengaduh kesakitan karena kakinya terkena paku. Dia terus mencoba berjalan tapi malah menubruk, terjatuh dan tertimpa tumpukan kayu. Dia menjerit memanggil majikannya meminta tolong. Dengan menyalakan senter, seorang senior menghampiri dan memberitahu Anelo untuk menyalakan senter yang dibawanya, tapi dia tidak tahu caranya. Sang senior mendekat,


 “…Kau baca saja petunjuk penggunaan senter yang ada di kardus lampu sentermu itu,….tapi petunjuknya berbahasa Inggris,……jadi yang mesti kau lakukan adalah belajar membaca, kemudian belajar bahasa Inggris, baru kau bisa menyalakan senter dengan benar. Sang senior lantas mengajarinya membaca panduan lampu senter itu,”…push the button down to turn the light on…” Dengan sigap Anelo menirukan, tapi sang senior membentaknya,”….salah,…bukan begitu,…makhrojul huruf mu, intonasi, panjang pendeknya, tajwidmu itu lho,……bahasa Inggris itu susah,….beda pengucapan artinya beda lho, kalau itu saja salah bagaimana bisa kau menyalakan senter dengan benar?
Anelo mengangguk. Lama sekali mereka belajar mengeja melafalkan dengan benar, sampai akhirnya Anelo berhasil membaca kalimat itu dengan kefasihan tiada tara. Dengan bangga Anelo segera beranjak untuk menunaikan tugasnya mengambil barang sambil berdendang,”….push the button down to turn the light on….”, dengan kefasihan yang jauh lebih ‘medhok” ketimbang orang Inggris asli sekalipun. Tetapi lagi lagi dia menginjak paku, menubruk, terjatuh, dan tertimpa tumpukan kayu. Kejadian itu berulang terus sampai seseorang menghampirinya sambil berkata,”Nyalakan saja sentermu itu” Anelo bertanya,”Darimana kau tahu cara menyalakan senter?” Orang itu menjawab,”Dari kardus bungkus senter” terjadilah percakapan seru. “Apa kau bisa berbahasa Inggris?” “Tidak!” “Lalu bagaimana kau tahu, kan petunjuknya berbahasa Inggris?” “Ya, tapi aku membaca terjemahan Indonesia yang ada dibalik bungkus itu”. “Emang artinya apaan?” “Artinya: pencet saja tombol senter itu untuk menyalakannya”. Anelo bertanya lagi,“Tapi kata senior, kalau membaca terjemahnya saja kurang afdol lho?” “Itu memang benar, tapi ini bukan saatnya kursus bahasa Inggris kan? Tidakkah kau rasa kakimu berdarah kena paku? Lagian mana barang yang kau disuruh ambil sama si Bos?” Anelo tersadar, barang pesanan si Bos harus segera dibawakan. Dia berkata kepada orang itu,”Baiklah sobat,…makasih atas penjelasanmu, aku akan baca terjemahan Indonesianya, terus aku praktekkan agar bisa menyalakan senter, menerangi langkah kaki agar tak menginjak paku dan secepat mungkin menemukan barang pesanan si Bos. Sambil terus bekerja menunaikan tugas dari si Bos, aku mau belajar bahasa Inggris biar bisa mengerti kalau kalau nanti ada tulisan Inggris tapi belum ada terjemahannya. Orang itu berkata,”….. Naaa gitu dong, kalau nunggu sampai lulus kursus Inggris, sampai kapan kau mau remukkan kakimu dengan menginjak paku?” Tiba tiba lonceng berbunyi. Orang berbadan besar masuk memegang Anelo dan menyeretnya keluar gudang dan melemparkannya ke kolam sambil berkata,”….Sorry waktumu sudah habis,…” Konon kolam itu khusus diperuntukkan bagi karyawan yang gagal melaksanakan tugas. Sang Majikan mendekati dan bertanya,”…kenapa kau tidak melaksanakan tugas yang kuberikan untuk mengambil barang di gudang?” Anelo menjawab,”…Soalnya, nganu,…nganu,…. Kan gudangnya gelap jadi saya tidak lihat barang mana yang mesti saya ambil” Berkata sang Majikan, “Bukankah aku telah memberimu senter untuk menerangi jalanmu?,……sayangnya waktumu telah habis. Pada hari ini amat merugilah karyawan gudang yang sudah diberi senter tapi tidak memakainya untuk menerangi jalan,….” (originally written by ghazief f muhammad)

Related Post / Artikel Terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar